Kedungjati (15 September 2024). Kursus Pembina Pramuka yang digelar 9 s.d 15 September 2024 ini, tidak hanya mempelajari tentang kepramukaan saja. Dalam struktur kurikulumnyapun terdapat muatan lokal sesuai dengan kondisi daerah setempat. Salah satunya yang dilakukan para peserta Kursus Pembina Pramuka Kwarcab Grobogan yang diikuti 40 calon pembina di Kedungjati. Bersamaan dengan materi ragam pertemuan pramuka siaga dikemas menarik dengan pesta siaga. Didalam pesta siaga dilaksanakan wisata pramuka siaga. Hal uniknya kegiatan ini adalah peserta turut menyaksikan acara tradisi “asrah batin” yang digelar antara Desa Ngombak dan Desa Karanglangu Kecamatan Kedungjati.
Kak Ali Muntaha, salah satu tokoh dari desa Karanglangu menuturkan tradisi ini berlangsung turun temurun. Dikisahkan Kak Ali bahwa tradisi asrah batin ini dilaksanakan bulan september atau oktober tepatnya musim kemarau di hari minggu kliwon. Tradisi ini sejak ratusan tahun menunjukkan hubungan kekerabatan 2 desa yang konon cikal bakalnya adalah saudara kandung yang terpisah, setelah dewasa hampir menikah yaitu Raden Suteja (red-Kedono) dan Rr. Ayu Mursiah (red-kedini) namun akhirnya tidak jadi menikah, sebab terungkap bahwa keduanya masih saudara kandung. Hal unik lainnya sebelum asrah batin diawali tradisi tubo /mencari ikan di sungai tuntang untuk disajikan diasrah batin. Ada juga bedak boreh dari pihak putri /Desa Ngombak, yang diperebutkan ribuan warga, karena dipercaya membuat awet muda dan menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Selain itu ada badek (red-air tape) dan nasi brekat /munggut. Asrah batin diawali dengan utusan dari Desa Ngombak oleh seorang “Duta Penjemputan” kemudian rombongan dari Desa Karanglangu menyebrang dengan getek/rakit melintas sungai tuntang. Dengan mengenal tradisi lokal khususnya “asrah batin” para pembina pramuka turut melestarikan nilai nilai luhur budaya.
Kesan luar biasa dari para peserta karena merasa istimewa dapat giat pramuka dan mengenal tradisi daerah. (Humas/Hari)