Purwodadi (21/3). Sebanyak 90 pembina pembina gugus depan yang mewakili jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA di wilayah Kwarcab Grobogan dihadirkan untuk mengikuti workshop gugus depan mantap di Aula Kwarcab Grobogan. Selama satu hari penuh peserta disajikan materi pengembangan gugus depan mantap berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah Nomor 077 Tahun 2019.
Gugus Depan Mantap merupakan satuan pendidikan kepramukaan bagi peserta didik yang menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tata aturan Gugus Depan dan mengedepankan layanan kepada anggotanya. Kriteria Gugus Depan mantap ditandai dengan (1) kuatnya manajemen dan administrasi dalam pengelolaan gudep; (2) tersedianya sumberdaya manusia baik pembina dan peserta didik yang cukup; (3) adanya dukungan keuangan, sarana Prasarana yang memadahi; (4) aktifnya gugus depan melaksanakan kegiatan kepramukaan; (5) proses pencapaian syarat kecakapan umum, khusus dan pramuka garuda; (6) prestasi kepramukaan yang di capai; (7) dukungan kemitraan; serta (8) kehumasan.
Penyampaian kebijakan Gerakan Pramuka terkait Gudep mantap oleh Kapusdiklatcab Kak Prawoto
Penyampaian Materi Juklak Gudep Mantap oleh Kak Hariyanto
Best Practice Dokumen Gudep Mantap oleh Kak Aziz
Gugus Depan Gerakan Pramuka sebagai ujung tombak pembinaan peserta didik tidak hanya sekedar melakukan latihan rutin, namun diperlukan perencanaan, pemprograman dan ada target yang harus dicapai, serta evaluasi akan hasil yang telah dilakukan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Kwarcab Grobogan Kak Agus Siswanto dalam sambutan pembukaan yang dibacakan Waka Kwarcab Bidang bina satuan Kak Heru Dwi Cahyono. Ditambahkan oleh Kak Heru bahwa Penyelenggaraan Workshop yang digelar oleh Kwartir Cabang Grobogan pada hari ini akan mengupas tentang Petunjuk Pelaksanaan Gugus Depan Mantap Kwartir Daerah Jawa Tengah, dan juga menghadirkan Pembina, Kamabigus dari Peserta Lomba Gugus Depan yang telah berhasil menjuarai Lomba Gugus Depan Mantap di tingkat Kwartir Daerah Jawa Tengah yang akan menyampaikan kiat-kiatnya dalam mengelola Gugus Depan.
Selama sesi kegiatan pemateri memberikan gambaran tentang komponen apa saja yang diperlukan untuk bisa mencapai gugus depan mantap dan pada tahap kedua peserta dilibatkan dalam simulasi perencanaan dan penyusunan administrasi. Antusiasme peserta lagi-lagi terusik manakala salah satu pemateri memicu pertanyaan kesiapan pangkalan menyambut ajakan Kwarcab ini. Bahwa untuk menjadi gugus depan mantap bukanlah isapan jempol, namun pasti dapat diwujudkan manakala proses latihan rutin, pelaksanaan kegiatan terpogram sampai pelaporannya dapat terlaksana.
Diskusi makin menarik, manakala keberadaan gugus depan mantap disinkronkan dengan Visi dan Misi Kwarcab Grobogan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia yang unggul, mampu berkontribusi pada kebijakan strategis daerah termasuk dalam hal ini berupaya mengurangi bahaya stunting yang pastinya di jenjang siaga dapat berperan, angka putus sekolah dan cegah nikah dini dijenjang penggalang dan penegak. Jadi tidak hanya berafiliasi pada perlombaan, namun menekankan pada proses pembinaan yang benar sesuai 8 komponen gugus depan mantap. (HmsKwc/Hr)