PRAMUKA DAN KEPRAMUKAAN

Pembentukan karakter anggota pramuka tidak bisa lepas dari proses yang berkelanjutan dan konsisten. Proses yang dilaksanakan di gugus depan sebagai ujung tombak pembinaan dikatakan berjalan aktif jika indikator latihan rutin terpenuhi. Membentuk jiwa dan karakter tidak bisa seperti masak mie instan. Subyek yang bernama Pramuka yang notabene adalah manusia sebagai pelaku adalah penjelasan lain kata pramuka. Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Upacara pembukaan latihan rutin sebagai bentuk alat pendidikan (Sumber : dok. SDN 2 Krangganharjo)
Sistem berkelompok salah satu metode kepramukaan (dok. SDN 2 Krangganharjo)

Sekali lagi latihan rutin sebagai pengejawantahan kepramukaan harus menjadi proses yang terus menerus, untuk mengasah, mengenalkan, mempertajam nilai nilai luhur yang terangkum dalam satya dan darma pramuka.

Kemasan latihan yang jelas dan terarah dengan pedoman SKU SKK dan SPG akan menghantarkan peserta didik pada jiwa pribadi yang beriman dan bertaqwa,  tangguh, berbudi pekerti luhur tentunya warga negara yang baik / good netizen /netizenship.

Pendidikan kepramukaan sejak usia siaga yang rata-rata jenjang SD/MI hingga pandega yang berpangkalan di perguruan tinggi. Dengan mengoptimalkan peran gugus depan sebagai ujung tombak diharapkan latihan rutin dapat jalan. Nah pertanyaanya, sejauh mana komitmen gugus depan ini? Di sana ada unsur peserta didik, pembina, majelis pembimbing gudep. Bagaimana unsur unsur itu berjalan? Selain komitmen ternyata juga perlu semacam “pengakuan/penghargaan” bagi pembina. Pada sisi pengembangan diri pembina pramuka baik mereka yang benar benar profesional atau karena tugas melekat pada jabatan pokok. Sebagai guru misalnya. Bagaimana masyarakat ini menyambut positif sistem kepramukaan yang berjalan. Sekali lagi komitmen, penghargaan pemerintah, kepedulian masyarakat. Sebagaimana Tripusat Pendidikan berjalan. Demikian pula kepramukaan dan anggotanya para Pramuka. (hr/hms)